Spesies yang dijuluki “ikan paling menderita di dunia” beresiko terancam punah akibat praktek penangkapan ikan yang buruk, menurut laporan The Daily Telegraph.
Blobfish (Psychrolutes marcidus), ikan mirip agar-agar yang hidup di kedalaman hingga 800 meter, di mana dia memakan zat-zat organik yang melayang, tanpa sengaja tertangkap oleh kapal pemukat yang mencari kepiting dan lobster di luar tenggara Australia, menurut Callum Roberts, ilmuwan kelautan dari University of York.
|
“Armada kapal-kapal pemukat perairan dalam dari New Zealand dan Australia merupakan beberapa yang teraktif di dunia, jadi jika Anda adalah blobfish maka bukan tempat yang menyenangkan untuk berada di sana,” dia mengatakan pada The Daily Telegraph. “Blobfish sangat rentan untuk terseret jaring-jaring ini dan dari yang kami ketahui ikan-ikan ini hanya cocok dengan perairan di sana.”
Hal kecil lain yang diketahui mengenai spesies ini, dia dapat memiliki panjang hingga mencapai 30 cm (12 inci) dan termasuk yang tidak dapat dimakan.
Roberts, yang menulis “The Unnatural History of the Sea”, mengatakan habisnya ikan ini secara jelas menunjukkan kerusakan di dasar pemukat.
“Sebagian besar pedalaman laut terancam oleh dasar pemukat yang merupakan salah satu dari bentuk penangkapan ikan yang paling merusak,” katanya.
Ikan-ikan perairan dalam cenderung lebih lama hidup daripada penghuni perairan dangkal: beberapa spesies, seperti warthy oreo (Allocyttus verrucosus) dan orange roughy (Hoplostethus atlanticus), dapat hidup lebih dari 130 tahun. Tingkat reproduktif mereka yang lambat, pertumbuhan yang lambat, dan kedewasaan yang lambat berarti mereka rentan terutama bagi penangkapan ikan yang berlebihan. Kelompok-kelompok pelestari baru-baru ini telah memperingatkan bahwa sejumlah stok ikan perairan dalam sedang berada di titik kehancuran.