Sebuah studi baru mengungkapkan hal yang akan dikatakan nyata oleh banyak peternak ayam: seekor induk ayam merasakan empati terhadap anaknya. Diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B, studi ini menemukan bahwa induk ayam menunjukkan respon fisiologis maupun perubahan perilaku bahkan saat anak mereka merasakan sedikit ketaknyamanan.
Misalnya, ketika anak ayam terkena embusan udara, ilmuwan secara non invasif mencatat respon fisiologis induk ayam: detak jantungnya semakin meningkat, sedangkan suhu matanya menurun. Secara perilaku, kewaspadaan dan vokalisasi induk ayam meningkat.
“Penelitian kami telah menjawab pertanyaan mendasar apakah unggas memiliki kapasitas untuk menunjukkan respon empati,” kata Jo Edgar, mahasiswa PhD di Fakultas Ilmu Kedokteran Hewan di University of Bristol. “Kami temukan bahwa unggas betina dewasa memiliki setidaknya salah satu atribut pondasi penting ’empati’; kemampuan untuk terpengaruhi, dan saling berbagi keadaan emosional”
Para peneliti mengatakan studi ini dapat memiliki implikasi pada ayam dan unggas konsumsi manusia lainnya.
“Sejauh mana hewan dipengaruhi oleh ketaknyamanan hewan lainnya sangat berkaitan dengan kesejahteraan hewan di peternakan dan laboratorium,” kata Edgar.
KUTIPAN: ‘Avian maternal response to chick distress’, JL Edgar, JC Lowe, ES Paulus, CJ Nicol, yang diterbitkan online sebelum cetakan Proceedings of the Royal Society B, 9 Maret 2011.
Seekor ayam jantan yang “dibiarkan hidup” di Biara Ringa, diselamatkan dari tukang daging dan dibiarkan bebas di biara di Yunnan Tibet bagian dari Cina selatan. Foto oleh: Rhett A. Butler.