Sebuah prakarsa yang ditujukan untuk membasmi penggundulan hutan dengan cara meningkatkan transparansi rantai pasokan global mengungkapkan hasil survey pertamanya pada hari Rabu, menemukan bahwa kebanyakan perusahaan sebelumnya tidak mencari tahu tentang masalah ini. Dari 217 perusahaan yang dihubungi oleh proyek Forest Footprint Disclosure, hanya 35 merespon dengan pengungkapan data keseluruhan, termasuk British Airways, BMW, Travis Perkins, L’Oréal, Weyerhaeuser, Kingfisher, Adidas, Nike, Mondi Marks & Spencer, Sainsbury’s, dan Unilever.
“Terungkap, beberapa perusahaan yang mengkomunikasikan kebijakan dan pesan-pesan ‘ramah lingkungan’ dalam gabungan pemasaran untuk konsumen mereka, tidak menyingkap dampak mereka pada hutan,” Tracey Campbell, Direktur FFD menyatakan. “Meski kita mengerti bahwa menciptakan rantai pasokan yang kuat dan berkesinambungan dengan kemudahan untuk dilacak adalah tantangan bagi bisnis, mereka yang telah menyingkapkan menunjukkan bahwa pengelolaan berpikiran maju mereka mengelola rantai pasokan yang beresiko pada bisnis mereka dalam jangka panjang dan mengelola masalah perubahan iklim dengan pintar.”
Kekurangan data dikutip sebagai alasan yang oleh beberapa perusahaan yang tidak merespon. Campbell mengatakan bahwa sejumlah perusahaan yang tidak merespon di tahun 2009 mengatakan mereka akan berpartisipasi di survey tahun 2010.
Perkebunan kelapa sawit dan hutan yang habis ditebangi di Borneo. Industri minyak kelapa telah meluncurkan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk merancang standar sertifikasi bagi produksi minyak kelapa “yang lebih hijau”. Industri peternakan, penebangan, dan kedelai memiliki inisiatif yang mirip. |
“Ini adalah awal yang sangat menjanjikan bagi tahun pertama kami,” ucap Campbell.” Kami telah memberitahukan profil mengenai hubungan antara penggundulan hutan dan komoditas, menginformasikan komunitas bisnis mengenai masalahnya, dan kami berencana untuk membangun awal keterlibatan ini di tahun-tahun ke depan.”
Proyek FFD meminta perusahaan untuk “menyingkap bagaimana operasi dan rantai pasokan mereka mempengaruhi hutan di seluruh dunia, dan apa yang dilakukan untuk mengelola dampak tersebut secara bertanggungjawab.”
Informasi penyingkapan akan dilaporkan per tahun, menjadikan para investor dapat mengidentifikasi resiko kemungkinan yang terkait dengan “footprint hutan” perusahaan”. Penyingkapan ini juga akan menyediakan informasi bagi konsumen untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi dengan baik tentang produk yang mereka beli.
Partisipasi di dalam proyek ini tidak dipungut biaya, tapi perusahaan harus membiayai penyediaan informasi rantai pasokan. Skema ini dibuat mencontoh Proyek Penyingkapan Karbon, yang meminta perusahaan untuk merinci emisi karbon sepanjang rantai pasokan mereka.
Inisiatif ini datang di tengah-tengah naiknya kekhawatiran akan penggundulan hutan, yang merupakan sumber lebih besar dari emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan seluruh pesawat, kereta, kapal, mobil, dan truk di dunia digabungkan. Sementara hilangnya hutan secara bersih tetap konstan selama duapuluh tahun, ada dua perubahan signifikan sejak akhir 1980an: hutan tua digantikan dengan perkebunan dan hutan yang ditebangi, dan terdegradasi; dan pembabatan hutan semakin banyak disebabkan oleh industri dibandingkan dengan aktivitas untuk mencari penghidupan. Sebuah penelitian yang dikeluarkan Minggu menunjukkan urbanisasi dan perdagangan internasinal kini merupakan penyebab penggundulan hutan yang lebih besar daripada kemiskinan. Dampak dari perubahan ini adalah konsumen – melalui keputusan pembeliannya – memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menentukan nasib hutan. Jika konsumen menunjukkan pilihan menggunakan produk dengan sumber yang bertanggungjawab, ini akan memberikan tanda-tanda bagi perusahaan untuk membuat rantai pasokan yang transparan dan terpercaya. Namun dalam rangka untuk membuat pilihan yang pintar, konsumen harus diberi informasi. FFD adalah langkah pertama memberikan informasi seperti ini ke tangan mereka.
“Konsumen makin sadar tentang masalah penggundulan hutan serta menyukai merk dan perusahaan yang bisa menunjukkan kaitan jelas pada komoditas dengan sumber yang berkesinambungan. Investor akan ingin mengetahui perusahaan mana yang menghadapi tantangan ini.”