Site icon Conservation news

Malaria meningkat 50 persen setelah penggundulan hutan di Amazon

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penggundulan hutan di Amazon membantu penyebaran penyakit dengan menciptakan lingkungan optimal bagi nyamuk pembawa malaria. Penelitian ini, dipublikasikan online melalui jurnal CDC Munculnya Penyakit Infeksi, menemukan bahwa pembabatan hutan di Amazon Brazil meningkatkan kemunculan malaria hingga hampir 50 persen.



“Tampaknya penggundulan hutan merupakan satu dari faktor ekologis pertama yang dapat memicu wabah malaria,” ujar Sarah Olson, penulis utama laporan dan cendekia post-doktoral dari Nelson Institute, Pusat Kebersinambungan dan Lingkungan Hidup Dunia dan University of Wisconsin-Madison.



Peneliti menyatukan informasi tentang keberadaan malaria di 54 distrik kesehatan Brazil dengan pencitraan satelit dari penggundulan hutan Amazon.



“Lanskap hutan gundul, dengan lebih banyak ruang terbuka dan kolam-kolam air yang terkena cahaya matahari, tampak memberikan habitat ideal untuk nyamuk ini,” ujar Olson mengenai Anopheles darlingi, karier utama malaria di Amazon. Di daerah hutan gundul, Anopheles darlingi menggantikan nyamuk yang cenderung kurang-malaria yang menyukai lanskap hutan.



“Perubahan sebesar 4 persen di tutupan hutan terhubung dengan peningkatan sebesar 48 persen kemunculan malaria di 54 distrik kesehatan ini,” jelas Olson. “Data kesehatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kualitas dan resolusi spasial tertinggi. Tidak seperti penelitian sebelumnya, data kami membuat kami bisa melakukan zoom di daerah-daerah di mana masyarakat terbuka terhadap malaria dan mengecualikan daerah-daerah di mana mereka tidak.”



Penelitian ini disesuaikan pada populasi manusia, akses ke pelayanan kesehatan, dan faktor tambahan, meski begitu masih ditemukan perjangkitan malaria selaras dengan penggundulan hutan.


Exit mobile version