Pemerintah Indonesia gagal memenuhi janjinya untuk mengurangi kebakaran di seluruh negara tropis tersebut tahun lalu. Alih-alih, Laporan Lingkungan Hidup Kenegaraan 2009 menunjukkan kenaikan sebesar 59 persen titik api dari 19.192 titik di tahun 2008 menjadi 32.416 titik tahun lalu, menurut laporan The Jakarta Post.
Pejabat berwenang mengatakan pembabatan hutan adalah penyebab utama peningkatan kebakaran di negara tropis tersebut. Tidak seperti hutan temperate, hutan hujan jarang sekali terbakar secara alami.
“Pembersihan lahan ilegal dengan api oleh masyarakat lokal di Kalimantan dan Sumatera masih merajalela,” Heddy Mukna, asisten deputi pengelola lahan dan hutan di Kementrian Lingkungan Hidup mengatakan pada The Jakarta Post.
Daerah Kalimantan di Pulau Borneo menunjukkan bahwa kebakaran meningkat tiga kali lipat dari tahun 2008 ke tahun 2009. Kabut menyelimuti sebagian besar pulau tersebut tahun lalu selama ‘musim kebakaran’.
Di tahun 2007, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk memotong kebakaran hutan hingga separuhnya untuk mengurangi perubahan iklim dari 35.279 kebakaran di tahun 2006. Sejak itu, pemerintah telah merevisi pemotongan hingga 20 persen, bukan 50 persen.
Indonesia adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, setelah Cina dan Amerika Serikat. Delapanpuluh persen dari 2,3 milyar ton emisi gas rumah kacanya berasal dari perusakan hutan hujan dan lahan gambut.