Site icon Conservation news

Hutan hujan yang tersisa di Jawa kurang dari 10.000 hektar

Dari tahun 2003-2006, Jawa kehilangan sekitar 2.500 hektar per tahun (total 10.000 hektar hutan) menurut Kementrian Kehutanan. Meski tingkat kehilangan di Jawa jauh lebih rendah di banding di pulau-pulau lain di Indonesia (seperti Borneo, Sumatera, dan Sulawesi), Jawa terancam karena hutannya hanya tinggal sedikit. Jika tingkat penggundulan hutan yang sebelumnya tetap terjadi di tahun 2007-2010, maka pada akhir tahun, organisasi pelestarian Pro Fauna memperkirakan hanya sekitar 10.000 hektar hutan hujan yang masih ada di pulau ini, dan menempatkan banyak spesies yang unik dan terancam punah pada masalah besar.



Sebagai tambahan, petugas kampanye ProFauna Radius Nursidi memperingatkan bahwa tingkat sebenarnya mungkin saja lebih tinggi dari yang tampak di data resmi.



Potongan kayu untuk bahan bakar dari hutan Jawa. Foto oleh Rhett A. Butler.

Jawa adalah rumah bagi banyak spesies yang tak dapat bertahan hidup di tempat lain, termasuk badak Jawa yang sangat terancam punah dengan populasi diperkirakan 40-60 individu; Elang Jawa yang terancam punah; siamang Jawa yang terancam punah; lutung Jawa; kukang Jawa yang terancam punah, dan surili yang terancam punah, termasuk spesies kera.
Pulau ini telah kehilangan salah satu spesiesnya akibat pemburuan liar dan penggundulan hutan: harimau Jawa sepertinya sudah habis di tahun 1980an.



Perburuan banyak terdapat di Jawa, menurut Pro Fauna, meski di taman nasional, seperti Taman Hutan R. Soerjo di Pasuruan and Taman Nasional Merubetiri di Banyuwangi. Penebangan liar juga termasuk masalah di wilayah cagar alam. Saat ini, tidak ada pos keamanan di pintu keluar taman-taman ini, membuat para pemburu dengan mudah melarikan diri dengan hasil buruannya.



“Pemerintah Indonesia seharusnya melakukan tindakan-tindaka praktis dan politis untuk menyelamatkan sisa hutan dan alam liar di Pulau Jawa. Mereka yang berwenang seharusnya membangun pos-pos keamanan di titik-titik keluar dari wilayah cagar alam,” ujar Nursidi dalam sebuah rilis.



Indonesia memiliki salah satu tingkat tertinggi penggundulan hutan di dunia. Sebagian besar karena ini, Indonesia juga menduduki peringkat ketiga dalam pembuangan emisi gas rumah kaca, setelah Cina dan Amerika Serikat. Sebagian besar penggundulan hutan ini akibat perkebunan kelapa sawit, serta di wilayah lain juga untuk kertas dan produk kayu lainnya







Siamang Jawa yang tertangkap di kebun binatang Twycross, Warwichshire, Inggris. Foto oleh: Julie Langford.


Exit mobile version